Minggu, 22 November 2015

Memahami Mode Program Kamera DSLR

| | 0 komentar

Program mode alias mode program biasanya disimbolkan dengan huruf P dikamera DSLR ataupun kamera digital lain. Didalam mode ini, kita bisa memilih ISO dan kamera akan menentukan nilai aperture dan shutter speed. Beda antara mode Program dengan mode Auto adalah dalam mode Program kita tetap memiliki kontrol atas kamera, sementara di mode Auto kamera menentukan semuanya.
Caption 013
Mari kita pahami mode program lebih jauh.

Program Shift

Dalam mode Program, kita bisa mengganti nilai aperture dan shutter speed yang ditentukan kamera dengan menggunakan Program Shift. Cukup dengan memutar tombol putar dial dibagian belakang kamera kita bisa mengubah nilai aperture dan shutter speed. Saat anda mengendaki depth of field yang sempit anda bisa memutar command dial untuk mengubah nilai aperture. Cek cara menggunakan program shift di manual kamera anda masing-masing. Di Canon EOS D60 misalnya, anda bisa menggunakan program shift dengan memencet shutter separuh lalu memutar tombol main dial dibelakang.

Mode Program adalah ISO Priority

Mode program bisa kita namai ulang ISO priority. Kita menentukan ISO dan kamera menentukan parameter lain. Ingat, segitiga exposure terdiri atas ISO, shutter speed dan aperture. Dalam kasus ini berarti kamera menentukan shutter speed dan aperture.
Pada mode program lampu kilat (flash) juga harus di aktifkan secara manual oleh sang fotografer.

Kapan Saat Menggunakan Mode Program?

Mode program saat ini bisa dipakai untuk pemotretan standar yang anda jumpai sehar-hari. Standar dalam pengertian subyek foto yang kondisi pencahayaannya relatif tidak njlimet, seperti halnya situasi pemotretan dibawah:
Mode program dlsr
Jenis foto seperti diatas dengan mudah dihandle oleh mode program. Kamera akan menentukan shutter speed yang cukup cepat untuk menghindari foto blur dan kita juga tidak menuntut depth of field yang tidak terlalu ekstrim. Saat anda tidak menyukai setting yang dipilih kamera, gunakan Program Shift untuk mengubahnya. Atau cukup naikkan ISO agar kamera memilih aperture yang lebih kecil.
Read more...

Cara Melakukan Bracketing Di Kamera

| | 0 komentar

Bracketing atau resminya Auto Exposure Bracketing adalah teknik pemotretan untuk mengantisipasi situasi pencahayaan yang cukup rumit. Secara teknis kamera akan mengambil eksposure yang pas menurut dia dan mengambil beberapa eksposure tambahan yang over-exposed (lebih terang) dan under-exposed (lebih gelap). Dengan mengambil beberapa eksposure sekaligus, maka kemungkinan kita memperoleh foto yang pas eksposure-nya makin besar.
Jika kita sedang memotret peristiwa penting (wedding misalnya) dalam kondisi pencahayaan yang rumit, gunakan bracketing untuk mengurangi resiko kita kehilangan foto penting dengan eksposure yang pas. Begitu juga saat akan memotret HDR, gunakan bracketing untuk menghasilkan foto dengan obyek sama namun memiliki eksposure yang berbeda-beda, sehingga nantinya bisa dikombinasi untuk menghasilkan foto HDR.
Contoh bracketing
Dengan kamera DSLR, kita bisa menentukan seberapa jauh variasi eksposure: mulai dari per 1/3 stop sampai per-2 stop , serta berapa jumlah total foto dalam sekali bracketing (dari 3 foto sampai 6 foto), tergantung masing-masing kamera. Bagaimana cara settingnya? payahnya adalah setiap produsen kamera memiliki cara tersendiri, jadi disini kita akan ambil dua merk utama; canon dan nikon, pemilik merk lain mohon cek ke manual masing-masing.

Cara Setting Bracketing Di Kamera DSLR Nikon

Tombol bracketing
Kalau anda menggunakan Nikon D3/D4/D3S/D7000 dan sejenis, langkahnya adalah:
    1. Cari tombol bracketing (BKT) disamping kiri diatas lensa (lihat foto)
    2. Sudah ketemu tombolnya? Ok, sekarang sambil memencet tombol BKT, putar command dial (roda putar di bagian belakang atas sebelah kanan kamera) sampai layar atas menunjukkan 3 F (berarti 3 eksposure – atau 3 foto sekali bracketing)
Panel atas bracketing
  1. Jika anda menggunakan mode pemotretan Single Frame, anda harus memencet tombol shutter 3 kali untuk setiap eksposure. Jika anda dalam mode Continous, caranya adalah tekan lalu tahan tombol shutter maka kamera akan mengambil 3 eksposure sekaligus.
  2. Untuk Nikon lainnya (D300/D300S/D700), carilah tombol Fn dibagian bawah sebelah kanan lensa, putar main command dial belakang untuk menentukan jumlah frame dan command dial depan untuk menentukan rentang eksposure.

Cara Setting Bracketing Untuk Kamera Canon

Menu bracketing canon
Disini saya ambil contoh untuk kamera Canon EOS 60D/50D/7D:
  1. Masuk ke menu, lalu Shooting 2, lihat entry pertama: Expo. Comp./AEB.
  2. Pilih menu tersebut.
  3. Putar Main Dial (roda putar dibagian kanan atas) untuk memilih rentang bracketing.
  4. Tekan tombol SET
Oke silahkan mencoba.
Read more...

11 Tips Memotret Dengan Kamera Handphone

| | 0 komentar



Handphone adalah alat yang selalu kita bawa kemana – kemana, bukan hanya karena fungsinya sebagai alat komunikasi namun juga karena ia memiliki kemampuan ‘super’; pemutar mp3, GPS, perekam, organizer dan tentu saja kamera. (catatan: semua foto di artikel ini dihasilkan dari kamera handphone)
Dengan terus bertambahnya kemampuan kamera handphone (megapiksel, kualitas lensa dan adanya flash), frekuensi dan jumlah penggunanya juga semakin banyak. Sayangnya, hasil foto menggunakan kamera ini masih tetap terbatas. Bukan semata karena kualitas kamera namun juga mungkin cara kita menggunakannya.
Ini adalah 11 tips yang bisa anda pakai untuk memaksimalkan kualitas foto dari kamera handphone, apapun merk handphone anda, silahkan:
1. Jangan gunakan zoom, mendekatlah ke obyek foto
Kamera handphone cenderung memperkecil obyek foto, jadi selalu usahakan agar anda memotret dari jarak yang cukup sehingga keseluruhan obyek bisa memenuhi frame tanpa harus menggunakan zoom. Zoom akan menurunkan resolusi foto anda secara keseluruhan dan membuat foto tidak tajam.
2. Pastikan cahaya yang menerangi obyek mencukupi
Kamera hanphone tidaklah sesensitif mata kita yang bisa melihat di keremangan. Usahakan selalu agar cahaya yang menerangi obyek foto mencukupi, hasil foto outdoor cenderung lebih bagus dibanding indoor. Jika tersedia, gunakan flash saat memotret indoor. Namun harus diingat bahwa jarak efektif flash adalah sekitar 2-3 meter, jadi jangan berharap kita bisa menerangi seisi ruangan dengan flash
3. Pegang handphone se-stabil mungkin
Semakin stabil kamera semakin bagus foto kita. Jadi usahakan selalu agar tangan kita tenang saat mengambil foto. Jika perlu, manfaatkan benda yang lebih stabil sebagai sandaran, misalnya pohon atau tembok sehingga membantu kestabilan tangan.
4. Baca tips tentang komposisi
Pengetahuan tentang komposisi yang bagus akan membantu kita memotret dengan lebih baik. Cobalah baca tips komposisi singkat ini. Namun jangan terpaku, seperti kata para fotografer tenar bahwa dalam aturan pertama dalam fotografi adalah tidak ada aturan,  yang ada adalah seler
5. Cobalah memotret dari tempat yang tidak biasa
tips-foto-handphone-smartphone-3
Foto yang dibuat dari sudut yang biasa-biasa saja maka hasilnya juga akan biasa-biasa saja. Untuk itu cobalah memotret dari sudut yang tidak biasa, misalnya jongkoklah dan memotretlah dari sudut yang lebih rendah dari objek fotonya. Dengan begitu foto kita memberi kesan khusus yang tidak biasa dilihat mata manusia normal.
6. Pilih resolusi tertinggi
Resolusi tertinggi berarti foto yang dihasilkan memiliki detail lebih banyak dan bisa dicetak lebih besar. Jika kamera memberi pilihan resolusi, pilihlah resolusi tertinggi. Juga resolusi tinggi juga berarti ukuran file yang lebih besar, ini menjadi pertimbangan bagi pemilik handphone dengan kapasitas memory terbatas atau misalnya foto akan dikirim maka akan membutuhkan waktu transfer lebih lama.
7. Pastikan lensa selalu bersih
Sebaik apapun kita memotret dan sebagus apapun obyek foto tapi jika lensa kita kotor maka hasilnya pastilah jelek. Mengingat handphone kita lama berada di kantong maka kotoran kelamaan akan menempel di lensa kamera, oleh karena itu secara berkala bersihkan lensa dari kotoran. Gunakan kain lembut untuk membersihkan, tak perlu cairan apapun. Jika terkena minyak, gunakan cairan pembersih LCD atau kacamata.
8. Kenali waktu jeda shutter
Kamera handphone memiliki apa yang disebut shutter lag, yakni waktu jeda antara saat kita memencet dan saat kamera mulai mengambil foto. Tidak seperti kamera DSLR yang secepat kilat mengambil foto setelah kita memencet eksposur, handphone lumayan lelet. Kenali waktu jeda ini dengan baik supaya tangan kita tetap tenang sesaat setelah kita menekan shutter.
9. Pilih app edit foto yang bagus
Handphone memiliki beberapa fitur pengolahan foto bawaan yang cukup menarik (dan lucu-lucu), cobalah pilih app edit foto yang berkualitas bagus sehingga memudahkan kita melakukan editing penting. Silakan baca app fotografi terbaik untuk Andorid dan untuk IOS.
tips-foto-handphone-smartphone-1
10. Foto sesering mungkin
Kita harus bersyukur hidup di jaman digital sehingga berapapun kita memotret, kita tidak perlu mengeluarkan ongkos ekstra. Bayangkan jika anda memotret menggunakan film, berapa roll yang harus dibeli? Karena itu, jangan sungkan dan ragu, potretlah sebanyak dan sesering mungkin sampai memory di handphone anda penuh, semakin banyak kita memotret semakin banyak pula hasil yang bagus
11. Beri efek filter yang pas, jangan berlebihan
Sebenarnya ini subjektif sih, namun menurut kebanyakan orang kalau foto sudah terlalu banyak difilter, hasilnya malah jadi tidak bagus. Editlah dengan tujuan utama untuk memperkuat kesan foto, bukan untuk menghiasnya. Jika anda menggunakan app edit foto yang bagus seperti poin di atas, cukup sesuaikan kontras, vignette, crop dan tambahkan mood yang membantu foto tampak lebih keren tanpa berkesan diber filter berlebihan. Lihatlah galeri foto para nominasi penghargaan fotografi dunia dengan smartphone ini dan apa kesan yang timbul? menurut belfot mayoritas foto yang terpilih adalah foto yang memberi kesan sederhana dan tidak terlalu banyak dipoles.
Read more...

5 Setting Kamera Yang Harus Diperiksa Sebelum Mulai Memotret

| | 0 komentar

Pernah tidak mengalami kejadian seperti ini?
  • Anda pulang dari acara memotret dan baru menyadari bahwa tadi di sepanjang pemotretan anda menggunakan ISO 1200, padahal acaranya dilaksanakan di siang bolong saat ISO 200 saja cukup
  • Anda baru menyadari bahwa anda menggunakan settingan white balance untuk mendung, padahal dari awal acaranya dilakukan diruangan dengan penerangan lampu neon
Kesalahan mendasar seperti ini membuat kita harus bersusah payah melakukan koreksi pada foto, kalau satu dua sih tidak masalah, kalau ratusan foto?. Okelah, mungkin dengan bantuan software kita bisa melakukan koreksi dengan relatif cepat, tapi bukankah lebih enak kalau kesalahan seperti ini bisa dihindari sejak awal.
Secara mendasar, ada 5 setting di kamera digital anda yang harus selalu diperiksa sebelum jari memencet tombol shutter pertama kali dalam sebuah sesi pemotretan. Silahkan:

1. Periksa Settingan White Balance Anda

20110805-p5xmnd5pqn66ur5427hjpc1kmxGunakan settingan white balance yang sesuai dengan kondisi, atau kalau anda percaya dengan kamera, set white balance di posisi auto. Baca lebih jauh tentang white balance.

2. Hidupkan Highlight Warning Kamera

20110805-bg8nhh9c8jfcumykru4k693bn4
Tips ini ampuh untuk menghindari foto yang overexposure. Highlight warning adalah penanda yang muncul di layar LCD kamera saat ada bagian foto yang terbakar alias overexposed. Selain menggunakan highlight warning, anda juga bisa memeriksa histogram di LCD kamera digital anda.

3. Periksa Setting ISO

20110805-nd7jkft7meb2jw8tbgqqmhsxf4
Settingan ISO menentukan seberapa peka sensor kamera terhadap cahaya, makin tinggi angkanya semakin peka. Kalau tadi malam anda memotret pesta ulang tahun teman anda di restoran, pastinya ISO yang digunakan akan berbeda dengan setting ISO saat akan digunakan untuk memotret acara gerak jalan dijalan raya.

4. Periksa Setting Ukuran dan Format Foto

20110805-i8p1142ra69fnxm17xpuysw49
Memotret ribuan foto sekaligus, seperti misalnya saat anda hunting di kebun binatang, tentunya membutuhkan pengaturan ukuran foto yang berbeda dibandingkan memotret keluarga di studio misalnya, apalagi jika kartu memori yang anda miliki kapasitasnya berbeda.
Format foto, apakah harus memilih JPG atau RAW juga wajib dipertimbangkan sebelum sesi foto anda dimulai.

5. Periksa Settingan Mode Exposure Kamera

20110805-1mjp1yr3hp3k654mnpkiupt5c9
Dalam kamera SLR atau pocket, biasanya tersedia beberapa pilihan untuk mode eksposur yang anda pilih: Manual – Aperture Priority – Shutter Priority – Mode Program dan beberapa preset bawaan kamera digital. Pastikan anda sudah mengetahui mode mana yang akan anda pilih.

Lakukan 5 persiapan diatas, maka acara hunting, sesi memotret maupun iseng-iseng memotret acara di RT anda akan lebih lancar dan anda juga akan terlihat lebih jago.

Selamat mencoba...
Read more...

Cara Melakukan Teknik Focus dan Recompose

| | 0 komentar

Teknik fokus dan recompose adalah salah satu trik yang membantu fotografer untuk menyusun komposisi yang enak secara cepat namun masih tetap bisa mengatur titik fokus dan mendapat ruang tajam yang pas. teknik focus dan recompose ini biasanya dipakai saat pusat perhatian foto ingin kita tempatkan di ujung frame, entah di pojok kanan, kiri atas atau bawah.
Trik fotografi teknik focus recompose
Contoh foto seperti di atas adalah saat yang pas menggunakan teknik fokus dan recompose.

Arti recompose ?

Dalam term fotografi, recompose adalah menata lagi komposisi foto. Oke, belfot kasih contoh:
Mari kita menciptakan model fantasi keren bernama Budi. Saat memotret Budi, anda menempatkan wajah si Budi di tengah frame agar mudah mengunci fokus. Namun jika wajah si Budi yang ada di tengah frame membuat foto membosankan, kita lalu ingin menempatkan wajah Budi di pojok kiri atas. Ingat aturan rule of thirds?
Inilah yang disebut recompose. Sebagai analogi: anda menata kamar ala kadarnya lalu menyadari ternyata tidak memuaskan, lalu memutuskan menata ulang kamar tersebut supaya lebih enak.

Buat apa recompose?

Kenapa harus melakukan recompose segala? kenapa tidak kita sejak awal? Bukankah kita bisa meletakkan wajah Budi sejak awal di pojok sesuai keinginan?
Well, jawabnya sih bisa. Namun secara praktek di lapangan, letak titik fokus kamera tidak semudah dan secepat itu dipindah-pindahkan. Lagipula, coba amati contoh titik fokus kamera seperti terlihat di viewfinder kamera DSLR Nikon D5000 dan Canon 70D berikut ini:
Viewfinder titik fokus dslr
Kita “dipaksa” mengikuti bidang fokus yang cukup sempit dan tidak mencakup pojokan frame seperti keinginan kita. Kita “diarahkan” oleh produsen kamera untuk menempatkan wajah Budi di area yang cukup sempit dalam frame viewfinder.
Akan ada jeda waktu saat kita harus memindahkan titik fokus atau mengganti mode fokus saat harus memotret dengan cepat atau kehilangan momen bagus saat Budi sedang nyengir lucu. Lagi pula, di kamera mana pun, titik tengah adalah titik fokus paling akurat dan cepat mengunci fokus.
Saat berada di situasi dimana kondisi cahanya tidak memadai, agar cepat mendapatkan titik fokus kita seringkali harus memilih titik fokus tengah yang paling sensitif cahaya.
Jadi dalam banyak situasi, teknik fokus lalu recompose adalah pilihan paling cepat dan paling sering diandalkan. Saat dilakukan dengan benar, teknik ini bisa membantu kita memotret momen dengan lebih cepat dan tetap mendapatkan fokus yang tajam.

Cara Melakukan Teknik Fokus dan Recompose

Ada beberapa cara untuk melakukan teknik fokus dna recompose ini. Berikut diantaranya:

a. Dengan Mode One Shot AF-S atau Single Servo AF-S

Cara paling mudah dan cepat adalah dengan memilih mode fokus Single Servo atau One Shot atau tergantung jenis kamera anda, pokoknya pilihlah mode dimana kamera akan mengunci fokus hanya saat kita memencet separuh tombol shutter.
Taruh titik fokus di tengah-tengah, arahkan kamera ke subjek foto, kunci lah fokus dengan memencet separuh tombol shutter dan pastikan titik fokus sudah berkedip/atau mengeluarkan suara bip..bip tanda fokus sudah oke, lalu arahkan lakukan komposisi ulang sesuai selera baru kemudian pencet-lah tombol shutter sepenuh hati ke bawah.
Cara ini cocok dipakai saat model yang anda foto tidak anteng dan tidak banyak gerak.

b. Dengan menggunakan Autofocus Lock

Cara kedua adalah dengan memanfatkan tombol autofocus lock yang tersedia di semua kamera DSLR maupun mirrorless. Di Nikon ditandai AF-L/AE-L, di Canon ditandai tandai asterisk ():

Tombol af l ae l nikon canon dslr
Tombol ini dirancang untuk mengunci fokus sekaligus mengunci metering cahaya pada subyek foto. Cara menggunakannya adalah: kuncilah fokus dengan memencet tombol shutter. Setelah fokus terkunci, tanpa melepas setengah shutter, tekanlah tombol AE-L atau tombol tanda asterik tadi lalu lakukan recompose foto. Ukuran exposure and tidak akan berubah dan fokus akan tetap berada di subyek foto awal.

c. Dengan teknik back-button focus atau tombol AF-ON

Trik back button focus
Cara terakhir dan paling cepat adalah dengan memanfaatkan tombol AF-ON, cara ini sering dinamai dengan teknik back button focusing. Belfot pernah mengulas lebih rinci tentang teknik ini dalam artikel ini.
Namun kalau mau diulang secara ringkas, intinya dengan tombol AF-ON kita menghilangkan langkah memencet setengah tombol shutter untuk mencari dan mengunci fokus. Cukup pencet tombol AF-ON, maka kamera akan mencari dan mengunci fokus lalu untuk mengambil eksposure kita tinggal pencet tombol shutter sepenuh hati. Dalam artikel tentang AF-On/back button focus semua sudah diulas dan bagaimana cara menyetelnya jika di kamera anda tidak terdapat tombol AF-ON dan juga bagaimana memakainya juga sudah diterangkan, jadi silahkan dibaca kembali.


Nah, selamat mencoba dan mempraktekkan teknik focus dan recompose ini.
Read more...

Lensa Canon

| | 0 komentar

Foto dan Spesifikasi Lensa Canon 35mm f/1.4L II Terkuak

Sebuah lensa Canon 35mm f/1.4L II dikabarkan akan kembali hadir sejak 2012. Sebuah bocoran foto dan daftar spesifikasi telah dipublikasikan secara online, memberikan kita semua pandangan sekilas tentang apa yang kitaharapkan dari Canon.
canon35mmii
Foto di atas diterima dari situs kamera Jepang, digicam-info. Untuk menjadi perbandingan, inilah gambar dari versi asli lensa Mark I:
originallens
Jika gambar yang yang dibocorkan itu otentik, maka desain lensa akan sangat mirip dengan pendahulunya, dengan sedikit perbedaan (misal daerah sekitar cincin merah). Ini mungkin lebih panjang dan besar, meskipun dikabarkan, lensa akan mengukur panjang 105,5mm dan berat 760g, naik dari versi asli yang pengukuran panjang 85,4mm dan berat 580g.
Canon tidak akan membuat lensa lebih besar dan tebal tanpa alasan yang baik, meskipun kita dapat menebak bahwa biaya yang besar akan datang bersamaan dengan peningkatan kinerja optik. Akan menarik untuk melihat bagaimana lensa baru ini melawan Sigma 35mm f/1.4 Art, lensa yang dianggap memiliki optik yang sangat baik setara dengan produsen utama.
Kabar lain dari spesifikasi meliputi: konstruksi dari 14 elemen dalam 11 kelompok, lapisan Subwavelength Structure Coating (SWC), lapisan fluor, 9 bilah aperture mlingkar untuk bokeh, halus, jarak fokus minimum dari 0.28m, tahan dari debu dan air, dan diameter penyaring 72mm.
Tapi belum ada kabar tentang harga dan ketersediaan lensa tersebut.
Read more...

Gadget & review menggunakan iPhone 6S

| | 0 komentar

Inilah Foto Pertama yang Menggunakan iPhone 6S

Beberapa hari menjelang dirilisnya perangkat terbaru besukan Apple yakni iPhone 6S, Majalah TIME meminta fotografer Benjamin Lowy untuk menguji coba gawai ini di New York. Mengudara di atas langit Manhattan dan juga bersantai di Coney Islang, Benjamin Lowy menghasilkan beberpa bingkai foto yang mungkin bisa mewakili ketangguhan kamera iPhone 6S.
Benjamin Lowy—Getty Images Reportage for TIME.
Benjamin Lowy—Getty Images Reportage for TIME.
Pada gawai terbarunya, Apple meningkatkan performa perangkat ini dengan menanamkan kamera dengan resolusi sebesar 12 megapixel. Hal ini tentu menjadi peningkatan yang signifikan jika dibandingkan dengan kamera pada iPhone 6 yang hanya 8 megapixel. Apple juga melengkapi perangkatnya dengan teknologi deep trench isolation. Dengan teknologi ini, foto yang dihasilkan oleh pengguna terhindar dari noise dan warna yang tidak akurat.
Bagi Lowy, hasil kamera iPhone 6S ini tentu sangat mengesankan. “Untuk sebuah perangkat bersensor kecil, produk ini sungguh sangat spesial,” ungkapnya. “Saat di print, hasilnya sangat baik. Banyak detail dan informasi yang bisa ditangkap dengan iPhone 6S untuk dihadirkan kepada para pembaca.”
Sistem pemfokusan pada iPhone 6S juga semakin baik, juga tone pada foto juga mumpuni. “Para pengguna tidak akan melihat hasil foto yang kadang terlalu over sharpened, layaknya perangkat-perangkat lain.” Sebaliknya, foto-foto yang dihasilkan mirip dengan tonal file mentah yang dihasilkan kamera profesional, ini menjadi nilai tambah bagi para pengguna.
Kamera bagian depan juga mengalami peningkatanm yakni menghadirkan kamera beresolusi 5 megapixel. Terdapat pula flash yang mampu menghasilkan cahaya dengan tone alami dari layar iPhone. “Salah satu yang mengesankan dari kamera depan iPhone 6S ini adalah, megapixel kamera depannya sama dengan kamera iPhone yang saya gunakan saat bertugas di Afganistan dan Libya,” kata fotojurnalis tersebut.
Apple lewat produk terbarunya iPhone 6S juga memperkenalkan format Live Photo. Dengan format ini, para pengguna bisa mengkombinasikan foto dan video bersamaan.
Berikut beberapa foto yang dihasilkan Benjamin Lowy menggunakan iPhone 6S.
Benjamin Lowy—Getty Images Reportage for TIME
Benjamin Lowy—Getty Images Reportage for TIME
Benjamin Lowy—Getty Images Reportage for TIME
Benjamin Lowy—Getty Images Reportage for TIME
Benjamin Lowy—Getty Images Reportage for TIME
Benjamin Lowy—Getty Images Reportage for TIME
Benjamin Lowy—Getty Images Reportage for TIME
Benjamin Lowy—Getty Images Reportage for TIME
Benjamin Lowy—Getty Images Reportage for TIME
Benjamin Lowy—Getty Images Reportage for TIME
Benjamin Lowy—Getty Images Reportage for TIME
Benjamin Lowy—Getty Images Reportage for TIME
Benjamin Lowy—Getty Images Reportage for TIME
Benjamin Lowy—Getty Images Reportage for TIME
Benjamin Lowy—Getty Images Reportage for TIME
Benjamin Lowy—Getty Images Reportage for TIME
Benjamin Lowy—Getty Images Reportage for TIME
Benjamin Lowy—Getty Images Reportage for TIME
Benjamin Lowy—Getty Images Reportage for TIME
Benjamin Lowy—Getty Images Reportage for TIME
Benjamin Lowy—Getty Images Reportage for TIME
Benjamin Lowy—Getty Images Reportage for TIME

iPhone 6S mulai tersedia hari ini. Apakah Anda menjadi salah satu pengguna pertama iPhone 6S?
Read more...

Popular Posts

Blogger templates

Blogroll

About

Blog Archive

Archives

Diberdayakan oleh Blogger.

Love Reading


Pages

 

Designed by: Compartidísimo
Images by: DeliciousScraps©